Di larang COPY PASTE semua tulisan yang ada di dalam blog ini tanpa ijin. Kalau ada yang ingin ditanyakan, sharing dan saling belajar, jangan sungkan kirim email di yuanitacik@gmail.com , dengan senang hati akan saya balas :)

{Don't ever COPY PASTE all text in this blog without permission. If you want to ask, share and learn from each other, do not hesitate to send an email at yuanitacik@gmail.com , i will be glad to reply :) }

Rabu, 30 Januari 2013

Inch menuju Centimeter

Siapa yang suka nyari tutorial gratisan di internet???
*ikutan angkat jari telunjuk tinggi-tinggi* :D

Kebanyakan tutorial dari luar Indonesia bikin polanya pakai ukuran dalam inch yang jarang dipakai di Indonesia *eh, atau sering dipakai tapi aku yang gak tau ya??* seperti : 5/8", 7/8", 1/4". Kalau orang yang sering berkutat dengan ukuran tsb sih ok ok saja kayaknya, tapi aku??? Aaaaauuuuwwww.... binguuuuuung, ngeliatin penggaris terus tanpa ada tindakan, yang aku tau cuman 1 inch = 2,5 cm.

Sampe akhirnya aku googling lagi untuk nyari konversi dari inchi ke centimeter, dan inilah yang aku dapat dari Omrekentabel :

1/8 inch = 0,125 inch = 0,31750 cm
1/4 inch = 0,250 inch = 0,63500 cm
3/8 inch = 0,375 inch = 0,95250 cm
1/2 inch = 0,500 inch = 1,27000 cm
5/8 inch = 0,625 inch = 1,58750 cm
3/4 inch = 0,750 inch = 1,90500 cm
7/8 inch = 0,875 inch = 2,22250 cm

1 inch = 2,54 cm


Masih agak bingung kah?? Aku coba bulatkan *tentunya dengan bantuan dari Google*
1/8" = 0,3 cm
1/4" = 0,6 cm
3/8" = 1 cm
1/2" = 1,3 cm
5/8" = 1,5 cm
3/4" = 2 cm
7/8" = 2,2 cm
1" = 2,5 cm

Semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman yang bingung seperti aku sebelumnya


***Update 2 November 2016 :
karena banyak yang lihat posting ini, rasanya supaya lebih mudah lagi aku buatkan tabel yang bisa di-save, semoga benar-benar terbantu dengan adanya tabel ini















Terima kasih.... ^^


Kamis, 03 Januari 2013

Happy New Year 2013

Yay!
Merry Christmas 2012
and
Happy New Year 2013

TAHUN Baru - SEMANGAT Baru - TARGET Baru

Setelah beberapa saat yang lalu aku pengen hibernasi dari aktivitas blogging, semangat nge-blog tenggelam ke dasar laut, sekarang semangat nge-blog itu muncul ke permukaan lagi *halah kumat lebay-nya*

Akhir bulan Desember - menjelang liburan, aku semangat banget jahit blus kasual yang kalau dipake jalan-jalan atau nongkrong sama teman-teman masih terlihat bagus, santai yang tidak terlalu santai or nggembel, dan agak feminim sedikit ;). Sesaat kemudian bisa ditebak, aku langsung meluncur ke toko kain dekat rumah beli kain sekaligus pernak-perniknya. Dari 4 macam kain yang aku beli, terealisasi 2 saja yang pastinya aku pakai waktu liburan ke Yogyakarta bersama keluarga pacarku.



Malioboro dan Pasar Beringharjo membuat semangatku muncul, melihat deretan toko kain dan baju batik yang ada di Jalan Malioboro, juga penjual kain di Pasar Beringharjo, baik itu kain batik maupun kain katun biasa, aku sangat amat dibuat kalap olehnya. Aku membeli 4 potong kain batik cap di Pasar Beringharjo karena memang sangat murah sekali. Sebenarnya aku pengen banget kain batik cap Garutan yang warna-warni, tapi gak ada yang menjualnya, atau mungkin aku kurang dalam lagi menjelajahi Pasar Beringharjo ya??


Harga kain katun lokal yang ditawarkan di sana memang hampir sama dengan kain katun di Surabaya. Ada satu penjual di Pasar Beringharjo yang aku suka, pemiliknya ramah, karyawannya juga baik, dan yang paling aku suka beliau menjual banyak sekali kain katun lokal. Kebetulan juga waktu itu aku pakai baju yang aku jahit sendiri, sang pemilik langsung tau kalau baju itu jahitanku sendiri dan beliau gak segan-segan memuji "jahitannya bagus lho, anak ibu pinter jahit ya, enak kalo bisa jahit baju sendiri...... bla....bla...bla...." perbincangan itu berlanjut antara sang pemilik dengan mama pacarku, dari perbincangannya *entah aku ini ke-GR-an atau ke-PD-an* aku merasa mama pacarku cukup senang dan bangga karena aku bisa jahit baju sendiri. Selanjutnya sang pemilik gak segan-segan menunjukkan koleksi kain katunnya yang bagus-bagus, akhirnya aku mebeli 4 macam motif kain katun di sana, sedikit yah, soalnya budget sudah kian menipis. ah... seandainya saja aku tinggal di Yogyakarta mungkin aku akan menjadikan beliau langgananku beli kain setiap kali gajian :D


Semasa liburan di Yogyakarta 28 Desember 2012 - 1 Januari 2013 aku hampir setiap hari memakai blus jahitanku sendiri, sempat takut dinilai norak dan pamer, tapi ternyata responnya positif. Tidak dipungkiri, dukungan dan respon yang positif dari orang-orang sekitar, sekecil apapun itu, cukup berdampak besar. Dulu aku malu banget mengakui kalau hobi menjahit, apalagi kalau ada yang tanya "itu baju jahitanmu sendiri?", aku selalu malu dan menjawabnya dengan agak lirih dan malu-malu "iya, jahitanku sendiri, masih belajar". Entahlah, saat itu kalau ada orang yang bertanya seperti itu aku merasa berarti jahitanku ini jelek, modelnya gak oke blas, jadul, dan pemikiran negatif lainnya. Sering aku bertanya ke pacarku : "jahitanku ini jelek ta?" atau "model baju yang aku jahit ini ndeso ta?" dan berbagai pertanyaan yang meng-under estimate-kan diri lainnya. Apalagi yang paling parah nih ya... kalau pacarku gembar-gembor bilang ke keluarganya pas lagi keluar bareng "itu baju jahitannya sendiri, ada namanya [maksudnya label yuanitacik] di belakang, liaten ta kalau gak percaya", itu hal yang cukup memalukan menurutku, karena aku merasa pacarku saat itu bukan membanggakanku, tapi mempermalukan aku


Seiring berjalannya waktu yang aku isi dengan belajar jahit terus-menerus, akhirnya kemampuan jahitku sudah bisa dibilang lumayan lah, practice make perfect, walaupun baru sebatas jahit kain katun doang, belum berhasil jahit kain yang lemes-lemes. Saat orang bertanya "itu baju jahitanmu sendiri?" aku sudah berani menjawab dengan yakin dan tegas "iya, aku jahit sendiri" bahkan gak segan-segan meminta kritik dan saran "jahitanku bagus atau gak? kira-kira kurang gimana?". Bahkan saat orang bertanya tentang label yang terpampang di bagian kerung leher belakang-dalam, dengan PD aku bilang "iya dong, penting banget buat pasang label, jadi aku bisa tau itu karyaku sendiri, mending pake brand sendiri daripada brand lain selama bisa bikin sendiri".

Kalau aku ingat-ingat, kilas balik di tahun 2012, jahitanku yang awalnya masih amburadul, masih butuh tuntunan mama tercinta *thanks mama....*, bahkan sampe kolaborasi - aku yang potong pola lalu mama yang jahit, akhirnya bisa jahit sendiri walaupun masih butuh bimbingan kalau mesin jahitannya rewel misal ada benang yang putus di tengah jalan, isi spul, dan problema lainnya. Sekarang sudah berani benerin mesin jahit sendiri misal ada benang yang putus dan nyangkut. Dan targetku di tahun 2013 ini masih tetep pengen mencapai apa yang belum tercapai di tahun 2012
  • menabung untuk beli mesin jahit portable yang ada fitur lubang kancing dan semi obras
  • belajar jahit celana beneran, bukan celana kolor atau celana tidur
  • belajar jahit kemeja pria
  • belajar jahit bahan kain yang lemes
Susah kah?? Eits... gak boleh menyerah, harus semangat!



Happy Sewing... ^^

FeedReader button