Di larang COPY PASTE semua tulisan yang ada di dalam blog ini tanpa ijin. Kalau ada yang ingin ditanyakan, sharing dan saling belajar, jangan sungkan kirim email di yuanitacik@gmail.com , dengan senang hati akan saya balas :)

{Don't ever COPY PASTE all text in this blog without permission. If you want to ask, share and learn from each other, do not hesitate to send an email at yuanitacik@gmail.com , i will be glad to reply :) }

Sabtu, 28 April 2012

[Tips] Menaklukkan Mesin Jahit Jadul


Mesin jahit jadul sebenarnya mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan mesin jahit modern yang multifungsi, yang paling menonjol adalah : bisa tetap dipakai walaupun listrik padam, ini berlaku untuk yang masih pakai genjotan, bukan yang sudah ditambahin dinamo lho ya...kan dinamo tetep butuh listrik. Sejak aku masih kecil mamaku sudah punya mesin jahit, tapi aku masih belum punya keinginan belajar menjahit pakai mesin jahit, jadi aku jahit ya masih manual pakai jahitan tangan.

Waktu aku bikin dress yang kedodoran kayak daster dan blus kerah gelombang, aku masih dibantuin mamaku jahit pakai mesin jahit, yaa.. bisa dibilang kolaborasi lah dengan mamaku, jadi aku yang bikin pola, gunting, atur penempatan dan dijelujur, setelah itu untuk urusan jahitan mesin mamaku yang beraksi.

Aku sambil belajar menjahit pakai mesin jahit ke mama sebenarnya, tapi aku baru bisa jahitan yang lurus-lurus aja *itu pun masih gratul-gratul*, untuk yang melengkung masih belum terampil dan belum PeDe, jadinya ya dibantuin mama lah.

Kaki mamaku sudah tidak sekuat dulu, menjahit kerah gelombang yang sangat lebar (kelilingnya 3 meter) bikin mamaku agak kapok karena capek banget, sampe beliau mengeluh kakinya kayak mau copot *haduhhh... forgive ma...*, padahal aku masih pengen bikin jumpsuit dan project lainnya. Waktu aku pijit kaki mama, dengan pandangan yang agak menerawang beliau nyeletuk : "kenapa kamu kok gak pinter kayak gini *maksudnya bikin baju* waktu mama masih muda, masih kuat ngajarin kamu". OMG... perkataan itu langsung menyentak di hatiku, aku langsung merasakan semangat yang luar biasa. Sebelumnya aku membayangkan mesin jahit jadul tuh susyeh minta ampun terutama saat genjotnya kerasa beraaaaaattttt banget, tapi esoknya sepulang aku dari kantor, aku langsung buka mesin jahit dan aku coba genjot terus, terus, terus dan terus. And finally... i can sew! Tidak puas di situ saja, aku coba kasih garis lengkung di kain dan aku jahit di garis tsb, agak mencong di awalnya, tapi setelah aku coba pelan-pelan akhirnya BISA! Puas banget rasanya bisa menaklukkan mesin jahit jadul, jadi gak sabar pengen jahit sendiri project selanjutnya ^^

Karena aku belajar menjahit secara otodidak, hanya mengandalkan buku, internet dan pengalaman mamaku, maka aku jadi tergelitik untuk berbagi tutorial dan tipsnya juga untuk menaklukkan mesin jahit jadul. Semoga bisa dimengerti, maafkan kalau susah dimengerti karena aku menjelaskannya dengan bahasaku yang tentunya masih acak kadul

Sebelum memulai jahit, pastikan beberapa hal berikut :
- Arah jarum
- Urutan benang atas
- Benang di sekoci
- Karet pada pedal

Urutan pakai mesin jahitnya seperti ini :
  • pastikan jarum dalam keadaan di atas, lalu siapkan kain di bawah jarum persis
  • tusukkan jarum ke kain dengan cara tangan kanan memutar roda ke depan sampai jarum tertusuk ke kain
  • lalu turunkan sepatu untuk menahan kain dengan menurunkan semacam saklar di bagian belakang sebelah kiri
  • tangan kanan memutar roda ke depan lagi terus-menerus, *jangan sampai putaran roda terbalik mundur, nanti jahitannya jadi nggumpal dan tersendat* sambil kaki mengikuti ritme pedalnya
  • nah, kalau kaki sudah bisa mengikuti ritmenya, lepaskan tangan kanan yang putar roda tadi, gunakan untuk mengatur kain yang akan dijahit.
  • genjot terus sampai selesai, kalau mau pelan ya genjotnya pelan aja.
  • setelah selesai, pastikan jarum dalam keadaan di atas (tidak menusuk kain). lalu tangan kiri menahan bagian akhir dari jahitan sambil menarik ke kiri, gunting benangnya kurleb 5 cm gari akhir jahitan dan simpul kedua benang supaya jahitannya tidak lepas

Tips belajar jahit dengan mesin jahit :
- letakkan gunting, jarum pentul+pincushion dan aksesoris jahit lainnya di sebelah kanan mesin jahit
- gunakan kain perca untuk menjahit, gak usah memaksakan lurus, yang penting bisa operasionalnya dulu
- setelah lancar mengoperasikan mesin jahit, coba di kain yang bermotif garis-garis, kalau tidak ada kain bermotif bisa juga pakai kain polos, beri garis lurus dengan kapur jahit/ pensil. jahit tepat di garis itu
- setelah jahit lurus lancar, coba beri garis lengkung pada kain, dan jahit tepat pada garis lengkung tsb

Okay, terima kasih sudah bersedia menyimak hingga akhir. Semoga posting ini berguna.
Jangan pernah menganggap segala hal susah.
Setiap orang mengawali segala hal dari tidak bisa menjadi bisa karena BELAJAR


Happy Sewing...



Kamis, 26 April 2012

Jahitan #2 : Blus Kerah Gelombang {rippled-collar blouse}

Setelah berhasil membuat dress yang kedodoran kayak daster, aku semakin penasaran pengen bikin baju yang pas dengan ukuranku, jadi aku buka semua koleksi buku jahit-menjahit yang aku punya dan aku mulai bikin beberapa pola dasar yang benar-benar passsss buat aku.

Awalnya aku pengen bikin dress dengan kerah gelombang, aku lihat di salah satu department store waktu jalan-jalan ada dress yang bentuknya sangat menarik dan girly menurutku, sayang bahannya lentur seperti kaos, langsung tercetuskan di benakku kenapa gak bikin sendiri aja? *ting--ting--ting*
Aku amati setiap detailnya, sesampainya di rumah aku langsung coba gambar bentuk bajunya *aku gak bisa gambar desain baju makanya aku cuman bisa membayangkan dan aku gambar sebisaku, yang penting ide di kepala sudah tergambar di kertas hihihi...*

corat-coret desain


Selanjutnya aku bikin pola badan dan pola kerah gelombangnya, lalu aku mulai berhitung, kira-kira nantinya kain 1,5 x 1,15 meter yang ada itu cukup atau gak buat dijadikan rippled-collar dress. Cukup sih sebenarnya, tapi tiba-tiba aku kok jadi gak sreg bikin dress, jadi langsung aku beralih ke rippled-collar blouse.




And this is it : Flowery rippled-collar blouse


Banyak banget rencana konsep awal yang aku ganti waktu bikin blouse ini
- awal dress, ganti jadi blouse
- awal kerung lengannya mau dibikin model raglan tapi tanpa lengan *tau kan apa yang aku maksud?*, tapi akhirnya jadi kerung lengan biasa
- awal mau pakai resleting, akhirnya ganti pakai kancing jepret di dalam dikombinasi dengan kancing bunga-bunga di luar sebagai pemanis
- awal mau pakai bisban orange, tapi waktu lihat corak warnanya sudah terlalu ramai akhirnya ganti pakai bisban dari kain *bikin sendiri loh...tanpa bias tape maker*

Just for share, kesulitan saat bikin blouse ini antara lain :
- jahit bisban untuk kerung lengan dan kerung leher. Bagi diriku yang masih sangat pemula ini susyeh minta ampun karena bentuknya yang melengkung, jadinya aku dibantuin mama jahitnya.
- jahit pinggiran kerah gelombang plus renda. ternyata panjang lho, 3 meter! Lagi-lagi dibantuin mama, sampe kaki beliau capek ngayuh terus sepanjang 3 meter sebanyak 2x jadi totalnya 6 meter. Terima kasih mama... \^.^/


Dampak dari jahitanku ini sesuai banget sama nuansa blus ini, bikin hatiku jadi berbunga-bunga hahahaha... jadi pengen jahit lagi, lagi dan lagi ^^. Bulan ini aku dan mamaku dapet hibahan kain banyak banget, mama dapet dari adik papaku kira-kira sekardus indomie, lha aku dapet dari mama pacarku 3 kain batik, tapi semuanya kain yang lemes seperti sifon (tapi gak transparan), jadi bingung gimana jahitnya, karena sang mesin jahit masih rewel kalau dipakai jahit bahan yang tipis, jadi ngelirik pengen numpang pinjam mesin jahit baru punya tetangga hihihihi

Projek selanjutnya aku pengen bikin jumpsuit pendek dan celana pendek. Walaupun aku belum pernah bikin jumpsuit dan celana, aku yakin pasti aku bisa, yang penting adalah : jangan pernah takut mencoba


Happy Sewing...


Senin, 23 April 2012

Jahitan #1 : Dress atau Daster???

Akhirnya.... selesai juga dress buatanku setelah 2 bulan mangkrak tanpa ada wujudnya karena mesin jahit mama masih sering rewel sampai-sampai sang pemakai jadi ketularan rewel hihihi...

Jahitan #1 : Dress atau Daster???

Pola ini aku bikin dari buku Little Black Dress by Tatiana Vidi. Aku modifikasi sedikit, aku pakai lengan kerut, trus aku kasih ruffle *bener gak yah istilahnya ini?* di bagian bawah dan aku tambahkan kantong supaya gak monoton. Sayangnya setelah jadi lha kok kedodoran banget di badanku, padahal sudah pakai ukuran S. Setelah aku usut kenapa bisa kegedean tenyata kesalahanku sebenarnya sepele, yaitu kasih kampuhnya kebanyakan! Harusnya pola yang sudah jadi itu setelah dijiplak di kain, potong sesuai garisnya tanpa dilebihin buat kampuh, jadi singkatnya itu pola sudah termasuk kampuh. OMG... ya jelas aja selisih banyak, tapi aku dan mama udah terlalu malas bongkar jahitannya, ya sudah lah terima saja sebagai pengalaman pertama bikin baju sendiri hehe.

Pengalaman pertama bikin baju walaupun bisa dikatakan aku sedikit gagal, tapi gak mengalahkan rasa puasnya loh. Bangga banget ngeliat hasilnya, yaaaa... walaupun masih agak acak-acakan. Waktu aku pamer ke pacarku kalau jahitannya sudah jadi, dia pastinya suruh aku coba dong... aku PeDe aja pakai tuh baju trus aku pamer di depan dia, taraaaa.... Eh lha kok dia dengan santainya nyeletuk "itu kamu bikin dress atau daster? kok kayak daster?" Huaaaaaaaaaa..... semprullll.... Tapi emang iya sih... longgar banget di badanku serasa pakai daster. Ada ide harus dirombak bagaimana lagi ini dress?

Kegagalan saat pertama bikin baju gak bikin aku kapok, malah aku semakin penasaran pengen bikin lagi. Masih ada kain motif bunga bunga warna kuning dan orange dengan dasar berwarna putih, rencananya mau aku jadikan blouse dengan kerah gelombang.

Don't ever give up even you failed or make mistakes
Mistakes make you learn and know what's wrong and what's right

Happy sewing...


Sabtu, 21 April 2012

R. A. Kartini

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai Ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia

Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
{Lirik lagu Ibu Kita Kartini ciptaan W.R. Supratman}



Jaman aku masih kecil dulu, lagu Ibu Kita Kartini merupakan lagu yang paling gampang aku mainkan nadanya di piano mainanku, waktu itu aku gak tau siapa itu Kartini, kenapa sampai dijadikan lagu. Di pelajaran sejarah memang ada bab yang menjelaskan siapa Ibu Kartini, tapi di masa-masa sekolah aku kayaknya ndableg, jadi saat guru menjelaskan aku masih aja gak mudeng, aku hanya tau Kartini dilahirkan tanggal 21 April *tanpa tau tahun kelahirannya*, bahkan aku gak ngerti maksudnya buku Habis Gelap Terbitlah Terang itu apa, yang aku ngerti Ibu Kartini itu memperjuangkan emansipasi wanita *padahal gak ngerti apa itu emansipasi hehehe* Well, setidaknya di jaman yang modern sekarang ini aku bisa googling supaya tau

Ibu Kartini ternyata sosok perempuan yang super menurutku. Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, tanggal 21 April 1879. Saat berumur 12 tahun, Ibu Kartini harus stay at home karna umur segitu *di jaman itu* sudah waktunya dipingit. Untungnya Ibu Kartini semasa sekolah di ELS (Europese Lagere School) belajar bahasa Belanda juga, jadi saat Ibu Kartini harus stay at home, dia menghabiskan waktunya dengan belajar sendiri dan sering surat-menyurat dengan temannya. Melalui buku, koran dan majalah Eropa, Ibu Kartini tergelitik dengan kemajuan pemikiran para perempuan di sana. Pemikiran Ibu Kartini saat itu aku rasa sangat kritis sekali mengamati keadaan para perempuan pribumi dan keadaan sosial di Indonesia, bahkan melampaui pemikiran para perempuan saat ini. Beberapa pemikirannya yang menurutku sangat-amat super :
  • Ia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar
  • Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
  • Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami.
  • Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..."
  • Ia mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami.
Ibu Kartini berkeinginan melanjutkan studi, terutama ke Eropa, terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.

Ibu Kartini akhirnya dinikahkan oleh kedua orangtuanya tanggal 12 November 1903 dengan Bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri sebelumnya. Beruntung sang suami mengerti keinginan Ibu Kartini dan Ibu Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ibu Kartini melahirkan anak satu-satunya R.M. Soesalit pada 13 September 1904, dan kemudian Ibu Kartini meninggal 17 September 1904. Banyak yang bertanya-tanya apa mungkin Ibu Kartini meninggal karena proses persalinannnya yang begitu sulit.

Setelah Ibu Kartini meninggal, Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa, kumpulan surat itu diterbitkan tahun 1911 dengan judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan Door Duisternis tot Licht dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Judul inilah yang akhirnya lebih dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai karya Ibu Kartini.

Banyak pro dan kontra tentang penerapan hari kelahiran Ibu Kartini sebagai hari besar, ada yang mengatakan nanti kesannya pilih kasih karena masih banyak pahlawan wanita lainnya yang gak kalah hebatnya dengan Ibu Kartini, bahkan ada yang mengatakan Ibu Kartini hanya pejuang di daerahnya saja karena Ibu Kartini tidak pernah memanggul senjata dan bertempur secara langsung, dan ada juga yang menganggap sikap Ibu Kartini yang pro terhadap poligami juga bertentangan dengan pandangan kaum feminis tentang arti emansipasi wanita, namun ada juga yang menengahi supaya merayakan Hari Kartini dibarengkan dengan Hari Ibu di tanggal 22 Desember saja. Beberapa pihak yang pro mengatakan bahwa Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional; artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya, cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional. Kenyataannya, sejak hingga saat ini setiap tanggal 21 April banyak para perempuan yang memperingati Hari Kartini, di kantorku yang dulu malah waktu Hari Kartini diadakan Best National Costume untuk para karyawati, bahkan tadi pagi saat aku berangkat kerja, jalanan sempat macet karena ada karnaval anak TK memperingati Hari Kartini.

For me... Ibu Kartini membuka wawasan perempuan dan bangsa Indonesia juga melalui surat-suratnya. Saya patut berterima kasih kepada Ibu Kartini karena melalui buah pemikirannya yang tersurat itu, perempuan masa kini bisa lebih maju, bisa sekolah hingga ke jenjang tertinggi, bahkan wanita sekarang sudah bisa kerja kantoran, menjadi wanita karir, walaupun masih ada batasan, tapi sudah tidak terlalu banyak larangan.

Berbahagialah wahai perempuan masa kini...



sedikit mengutip dari Wikipedia

Kamis, 19 April 2012

Dilema Mesin Jahit Jadul

Apa yang kalian lakukan kalau hasrat menjahit begitu menggebu-gebu tapi sang partner yaitu mesin jahit ngambek? 

Mau dilanjutin jahitan tangan tapi mata sudah terlalu lelah, halah halah... bilang aja gak niat padahal kalau sudah di kasur juga gak tidur-tidur hihihi...
Pikiranku langsung balik ke masa lalu, waktu aku masih kecil mamaku pernah beli mesin jahit jadul merk Butterfly, mamaku sering bikin tas, sprei, tutup dispenser, blus, dress, juga permak pakaian yang gak pas. Mamaku selalu rawat mesin jahit itu, dan memang gak pernah rewel, tapi suatu hari mamaku terpaksa jual mesin jahit itu dengan harga murah ke tetanggaku karena sangat butuh uang buat biaya sekolahku, sedih rasanya aku lihat wajah mama yang sepertinya gak rela jual. Aku [yang saat itu gak tau apa-apa] sempat tanya kenapa dijual, mama malah jawab "daripada ntar rusak jarang dipake, lagipula mama udah jarang jahit, mata mama sudah gak kuat, mending dijual ke orang yang suka jahit". Mama dulu punya sepatu lengkap banget, mulai dari sepatu yang standart, sepatu khusus resleting, dll aku gak bisa sebutin satu per satu karena memang gak tau namanya, semua aksesoris menjahit mama kasih ke pembeli mesin jahit.

Selang beberapa tahun kemudian, tanteku (adik kandung mamaku) menghibahkan mesin jahitnya [merk Standart] karena rumahnya direnovasi, lagipula tanteku memang gak bisa jahit, belinya karena gengsi semua  tetangganya punya mesin jahit hihihi.. lucu juga ya.

Saat mesin jahit itu sampai di rumah, kondisinya cukup mengenaskan, masih utuh sih bentuknya, tapi debunya tebal sekali, beberapa bagian sudah karatan dan pengayuhnya susah digerakin karena memang gak pernah dipakai. Untung mama telaten, setiap bagian dibersihkan, bagian penggeraknya dilumasi minyak dan akhirnya berhasil! Girangnya gak karuan deh waktu itu, mamaku langsung semangat permak baju-baju yang kegedean.




Sebulan yang lalu tanteku (adik kandung papaku) menginap di rumah, kebetulan waktu itu aku sedang jahit dress [belajar dari buku Little Black Dress by Tatiana Vidi]. Tanteku ini semasa mudanya kerja di konveksi, jadi pintar banget bikin pakaian wanita dan lebih tau lah  tentang mesin jahit dibanding mamaku. Kebetulan [lagi...] mesin jahit lagi bermasalah di tegangan benang alias tension, hasil jahitan atas kenceng banget, tapi yang bawah bagus, kata tanteku gini :
kalau jahitan atas jelek, berarti bagian bawah mesin yang bermasalah [biasanya sekoci kotor]
kalau jahitan bawah jelek, berarti bagian atas mesin yang bermasalah
Mesin jahit pun diutak-atik, dibongkar total bagian bawahnya dan ketemu lah penyebabnya : ada benang yang nyangkut dan girnya kotor. okay, bersih-bersih pun dimulai, sapu sana sapu sini. Setelah dirasa bersih, coba lagi dong... eh.. ternyata masih tetep aja tensionnya bermasalah *putus asa deh*, tanteku bilang coba pasang sepul yang pas dengan sekoci tapi masih tetap sama *benar-benar putus asa*

Saking jengkelnya mamaku sempat bilang "ni mesin dulunya bekas orang bikin sepatu kali ya, kalau dipakai jahit bahan yang tebel hasilnya bagus, tapi kalau jahit kain katun hasilnya amburadul, udah gitu mintanya benang yang kualitas bagus, gak mau benang murah meriah, mesin jahitnya bawel amat nih", dengerin mama ngomel gitu aku cuman bisa manggut-manggut aja, emang gak ngerti tentang mesin jahit hihihi. Targetku belajar jahit pakai mesin jahit pun harus tertunda realisasinya, sekarang malah ngebet pengen beli mesin jahit portable, pengen beli Messina L34S tapi belum ada dana *nunggu THR cair dulu*, jadinya aku melirik mesin jahit mini.

Yah, beginilah dilema mesin jahit jadul, dibuang pun sayang, dipakai rewel, beli baru juga masih belum ada dana hhhhffffttttt..... Aku berharap bisa segera nemuin orang yang bisa servis mesin jahit jadul di area Surabaya, yang bisa datang ke rumah, yang gak mahal dan yang terpercaya tentunya. Adakah di antara reader yang tau orang tsb [mekanik mesin jahit]??

And for y'all, rawatlah mesin jahit jadul yang kalian punya
Happy Thursday...




Kamis, 12 April 2012

[makna hadiah] Happy Birthday Mama...

Selamat ulang tahun Mama...



58 tahun, tapi mama masih tetap bersemangat menjalani hidup. Susah... senang... sedih... di segala kondisi mama selalu bersyukur. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya aku tidak menghadiahkan apa-apa di hari ulang tahunnya, bukan karena pelit.. tapi di keluargaku memang jarang memberi hadiah ulang tahun, karena menurut papaku kasih hadiah gak perlu nunggu ulang tahun ataupun moment khusus lainnya, kalau bisa kasih hadiah hari ini ya kasih aja, hadiah akan lebih berkesan kalau diberikan di saat yang tepat, gak usah nunggu ulang tahun.

Akhir bulan lalu, waktu aku dan mama jalan-jalan di Tunjungan Plaza, kami sempat lihat-lihat baju di salah satu department store, mama menemukan ada 1 blazer yang bagus, memang bagus, dari bahannya, jahitannya, modelnya dan corak kainnya, aku pandang ekspresi mama sepertinya pengeeeeennnnn banget beli. Aku sudah mau membelikannya, tapi mama melarang, katanya "mahal", padahal menurutku cukup murah, cuman 150ribuan. Aku sudah pegang blazer itu, mau aku bawa ke kasir, tapi mama bilang "daripada beli blazer itu mending kamu kasih mama uang aja buat ditabung, blazer mama di rumah masih bagus dan bisa dipakai kok". Ya sudah lah, aku nurut saja, aku taruh lagi ke tempat semula. Ada niatan minggu depannya aku beli blazer tsb sebagai hadiah ulang tahun mama, kan kebetulan momentnya pas, tapi belum sempat beli ternyata mama ada pengeluaran tidak terduga yang cukup besar nominalnya, dan tabunganku pun habis untuk itu. Batal deh beliin blazer untuk mama, tapi papa malah bilang bantuanku itu udah merupakan hadiah ulang tahun buat mama.

Mungkin menurut orang lain keluargaku ini aneh, tapi aku justru terbiasa sama hal itu. Aku masih ingat waktu aku masih kecil, aku kepengeeeennnn banget beli sepatu flat shoes yang bahannya kulit mengkilap, aku sempat merengek minta dibeliin itu buat hadiah ulang tahun aja, tapi mama dan papaku malah bilang "ngapain nunggu buat hadiah ulang tahun, kalau bisa beli hari ini ya kamu bisa punya sepatu itu hari ini, tapi kalau papa dan mama belum punya cukup uang waktu ulang tahunmu ya jangan terlalu maksa", dan akhirnya aku punya sepatu yang aku ingini itu sebulan setelah ulang tahun.

Beberapa orang menganggap hadiah ulang tahun itu penting, sebagai bentuk perhatian terhadap yang berulang tahun. Aku malah jarang banget kasih hadiah ulang tahun, diberi pun juga jarang banget, paling-paling yang kasih aku ya sahabatku semasa sekolah dan pacarku tentunya. Berbeda banget dengan pacarku, dia sudah terbiasa memberi dan diberi hadiah ulang tahun, saat awal-awal berpacaran aku sering banget lupa kasih hadiah ulang tahun ke pacarku, pernah aku kasih hadiah seminggu setelahnya sampe dia agak gondok hahahahaha... sudah kadaluwarsa banget sih... dan aku sendiri kalau minta dibeliin ini-itu jarang banget diturutin, dia baru mau nurutin kalau ada moment yang pas, seperti Valentine dan Ulang Tahun, jadinya ya kedua moment itu aku jadiin senjata, mintanya sering yang mahal-mahal hahahaha... maaf ya Mon...

Sehari sebelum ulang tahun mama, aku sempat iseng-iseng tanya ke mamaku pengen dikasih hadiah ulang tahun apa, eh jawabnya malah "hadiah yang paling bagus bukan materi, tapi doa yang tulus. materi bisa musnah ditelan waktu, tapi kalau doa sampai kapanpun akan abadi dan sangat bermakna",
mendengar perkataan itu rasanya menohok banget deh, tapi aku pantang menyerah, aku tanya lagi apa keinginan mamaku yang selama ini belum keturutan, eh lha kok buaanyak banget yang disebutkan, beberapa yang aku ingat di antaranya ganti mesin cuci, vacum cleaner, ganti kulit sofa ruang tamu, dan mesin jahit. Wah, kalau yang terakhir sih aku juga pengen, karena mesin jahit mama kan sudah sering rewel hehehe

Okay mama, aku akan selalu mendoakan mama supaya selalu sehat, tegar dan bahagia. Maafkan anakmu ini kalau sering mengecewakanmu *big hug & kiss for you*

Love you Mama....


Selasa, 10 April 2012

[tutorial] Cara Setting Reply Comment di Blogger

Blog ini sudah dibuat sejak 2008, tapi aku masih belum tau fitur dan pengaturan Blogger secara menyeluruh. Akhir-akhir ini aku sering lihat blog lain yang di setiap komen ada "reply" (untuk yang berbahasa Inggris) atau "balas" (untuk yang berbahasa Indonesia), jadi bisa fokus membalas setiap komennya satu per satu. Sebenarnya pengaturan di blogger sudah cukup mudah dimengerti, tapi aku kok masih aja pusing sendiri padahal sudah pakai bahasa Indonesia lho ^^v
Seperti biasa... aku pun mengandalkan Google, tapi kebanyakan untuk wordpress, kalaupun ada untuk Blogger ternyata harus utak-atik HTML Script, aku gak terlalu senang cara itu, karena aku pikir pasti ada pengaturan dari Blogger, dan ternyata memang ada pengaturannya kok, gak perlu utak-atik HTML Script, senangnya.... Aku menemukan caranya di sini. Sayangnya blog itu berbahasa inggris, tapi untung saja sang pemilik blog tsb mencantumkan gambar, jadi aku mulai mencocokkan pengaturanku, dan ternyata di sini lah point utamanya :
masuk ke Setelan, lalu pilih Pos dan komentar, nah, pastikan lokasi komentar sesuai dengan yang dilingkari, yaitu : Tersemat


sebelum pengaturannya diganti, belum ada "balas" di tiap komentar, jadi kalau balas komentar yang lebih dari satu harus @nama : pesan....


sesudah pengaturannya diganti, sudah ada "balas" di tiap komentar

Okay, semoga gambar-gambar di atas cukup membantu ^^
Selamat mencoba...


Happy blogging all...


Senin, 09 April 2012

Craft #1 : Box File, Tissue Box dan Pattern Box

Happy Easter...

Selamat Paskah...



Berbahagialah kalian yang hari kerjanya Senin-Jumat saja, karena tanggal 6-8 April kemarin bisa menjadi long weekend, kalau aku sih Sabtu tetep masuk, tapi aku gak mau sedih lah... yang penting kan tanggal merah tetap libur hehehe...

Aku sebenarnya pengen melanjutkan jahit dressku yang belum jadi sejak sebulan lalu (tinggal finishing sih...), tapi ternyata... mesin jahit jadul mamaku berulah lagi, jahitannya selalu kencang. Alhasil aku cari kesibukan lainnya, aku bikin pola baju yang lain, walaupun belum tentu bisa dijahit dalam waktu dekat tapi gpp lah, yang penting sudah ada konsepnya hihihihi...

Begitu aku selesai membuat 2 pola baju, lha kok aku lihat buku-buku yang ada di meja kamar berantakan banget, dan pola-pola yang udah aku bikin juga malah jadi kusut karena aku taruhnya di tas spunbond, so kalau ketumpuk barang-barang yang lain pastinya kusut lah... dan selanjutnya ting! i have an idea!
Kenapa gak bikin box untuk buku dan pola baju ya? hhhmmm...

Ternyata... tidak disangka... hobi nyusuh (ngumpulin barang yang sepertinya tidak terpakai) memang ada gunanya lho suatu hari. Contohnya nih... karton hardboard dan kertas kado perca (maksudnya sisa potongan... kalau sisa potongan kain kan namanya kain perca, jadi kalau sisa potongan karton hardboard berarti karton hardboard perca kan?? hehehe maksa ya)
box untuk tempat buku-buku (atas : pola awal, bawah ki-ka : samping, depan, belakang)
Pattern Box - untuk menampung pola-pola baju yang sudah aku bikin
Kondisi mejaku yang ada di kamar (atas : sebelum, bawah : sesudah)
kotak tisue kecil untuk meja kamar

 Hasilnya lumayan kan?? Selain bikin box untuk buku aku juga bikin kotak tissue kecil, karena di kamarku memang belum ada, ambil tissue langsung dari plastik kemasan jadinya gak rapi banget. Lumayan puas lihat kamarku akhirnya rapi, tapi capek juga karena saking keasyikan bikin ini-itu aku lupa minum :(
So... buat kalian yang mau berkreasi, aku kasih beberapa tips sebelum berkreasi, here they are :
  • Siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan, seperti penggaris, pensil, cutter, perekat (lem atau isolasi), kertas dan peralatan juga bahan lainnya
  • Siapkan cemilan yang tidak menimbulkan noda, seperti biskuit. Ini penting banget untuk menggantikan rasa lapar saat berkreasi lho
  • Siapkan minuman yang banyak, sebaiknya air mineral. Ini juga penting, karena tanpa disadari saat keasyikan berkreasi kita males banget berdiri buat sekedar ambil air minum.
  • Atur sirkulasi udara, jangan sampai ruangan yang dipakai terlalu pengap dan panas, karena kalau sampai berkeringat dan keringatnya menetes ke bahan kan nanti sayang bahannya jadi basah
  • Siapkan penunjang mood, seperti musik. Tapi perlu diingat, kalau terbiasa mendengarkan musik dari laptop pastikan baterai masih ada dan tercolok charger supaya gak mati pas lagi asyik-asyiknya dengerin musik
  • At last... pastikan juga suasana menunjang, pastinya gak mau kan lagi asyik-asyiknya eh... ada aja yang ganggu, pastikan segala hal yang mengganggu gak ada at the time
Okay... senangnya liburan walaupun kecepit (Jumat libur, Sabtu masuk, Minggu libur lagi) tapi cukup menghasilkan dan memuaskan. And for next project.. aku pengen bikin tempat peralatan tulis dan sisirku, selama ini aku pakai gelas bekas teh Tong Tji dan Starbucks (bisa dilihat di foto meja kamarku di atas), hihihihi.. benar-benar nyusuh ya.

Happy crafting all...



FeedReader button