Kursi yang ada di ruang tamu seumuran denganku, kayunya masih kuat, cuma kulitnya saja yang sudah diganti 3x, terakhir ganti sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu. Sekarang kulitnya udah retak-retak, didudukin gak nyaman banget, paling kerasa kalau duduk di kursi itu pas pake baju yang bawahannya lace/ brokat, seratnya suka nempel di retakannya itu.
Selama ini sih mama menyiasatinya
dengan selimut, jadi dudukannya ditutupi dengan selimut supaya
retakannya gak ngerusak baju, tapi kurang sedap dipandang karena
warnanya gak matching banget. Sebenarnya sudah pengen ganti tapi
mamaku masih bingung antara ganti dengan bahan kulit lagi atau ganti
bahan kain, dua bahan itu ada plus-minusnya
Bahan kulit :
(+) tahan air, seumpama kena tumpahan
air tinggal dilap sudah kering
(-) lama kelamaan bisa retak-retak,
apalagi kalau sering kena sorot cahaya matahari
Bahan kain :
(+) tidak beresiko retak-retak seperti
bahan kulit
(-) kalau kena tumpahan air langsung
terserap dan basah, bahkan meninggalkan noda
Selama masih mencari-cari info dan
compare biaya, tiba-tiba ada kabar kalau bulan depan jadwal kebaktian
adalah di rumah. DIER!!! Langsung panik ngeliat kulit kursi yang
sudah semakin tak sedap dipandang apalagi diduduki, kalaupun segera
dibawa ke tukang reparasi kursi belum tentu bisa selesai dalam waktu
yang cepat. Tidaaaaaakkkkkk... apa yang harus aku lakukan????
Waktu aku masih bingung mikirin itu
kursi harus diapain supaya gak malu-maluin pas kebaktian sambil
ngamat-amati penampilannya, tiba-tiba keluar ide [THINK!] “kenapa gak
bikin alas kayak selimut dengan warna yang matching aja?” Langsung
aku ukur panjang, lebar dan tinggi dudukannya, trus corat-coret
imajinasiku di kertas. Besoknya langsung kalkulasi bahan dan biaya.
Begitu weekend tiba, langsung meluncur ke Pasar Atum Surabaya - beli
bahan-bahan yang diperlukan. Sesampainya di rumah langsung potong
kainnya sesuai ukuran+kampuh, trus dicuci (prewash). Tanpa disangka
papaku langsung bisa menebak itu kain mau dibikin apa, karena waktu
potongan kain itu kering papa hitung-hitung kok pas dengan ukuran
kursinya, dalam project ini papaku ikut berperan serta menyetrika
potongan kain *terima kasih papa... ^^*
Proses pembuatan taplak dudukan kursi
ini sangat menguras waktu dan tenagaku karena ternyata menjahit model
quilting dengan mesin jahit jadul yang dikayuh sangat melelahkan,
setiap pulang kerja aku cuma bisa menyelesaikan quilting 1 dudukan,
jadi total penyelesaian untuk quiltingnya aja 5 hari, sebelumnya
jelujur memakan waktu 3 hari. Untungnya tahap selanjutnya lancar
jaya, 1 hari langsung jadi semua, TOTAL 9 hari, pantesan ya mesin
jahit yang khusus quilting itu mahal banget :D
Jangan ditanya lagi deh perasaanya
gimana, yang jelas buangga plus senang karena budget ganti kulit
kursi bisa dialihkan ke anggaran lain yang lebih penting hehehe
Sekarang kursinya sudah tidak memalukan
lagi dan lebih nyaman didudukin... Papa dan mamaku malah usul aku
bikin lagi dengan corak kain yang berbeda buat ganti. Ganti kulit
kursi dipending dulu deh, karena banyak yang lebih suka begini.
Bagaimana menurut kalian?
Selamat ber-Kamis manis...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah bersedia membaca hingga akhir posting... ^^