Di larang COPY PASTE semua tulisan yang ada di dalam blog ini tanpa ijin. Kalau ada yang ingin ditanyakan, sharing dan saling belajar, jangan sungkan kirim email di yuanitacik@gmail.com , dengan senang hati akan saya balas :)

{Don't ever COPY PASTE all text in this blog without permission. If you want to ask, share and learn from each other, do not hesitate to send an email at yuanitacik@gmail.com , i will be glad to reply :) }

Kamis, 13 Februari 2014

Jahitan #9 : Alas Dudukan Kursi


Kursi yang ada di ruang tamu seumuran denganku, kayunya masih kuat, cuma kulitnya saja yang sudah diganti 3x, terakhir ganti sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu. Sekarang kulitnya udah retak-retak, didudukin gak nyaman banget, paling kerasa kalau duduk di kursi itu pas pake baju yang bawahannya lace/ brokat, seratnya suka nempel di retakannya itu.

ini retakannya, mengenaskan banget ya

Selama ini sih mama menyiasatinya dengan selimut, jadi dudukannya ditutupi dengan selimut supaya retakannya gak ngerusak baju, tapi kurang sedap dipandang karena warnanya gak matching banget. Sebenarnya sudah pengen ganti tapi mamaku masih bingung antara ganti dengan bahan kulit lagi atau ganti bahan kain, dua bahan itu ada plus-minusnya

Bahan kulit :
(+) tahan air, seumpama kena tumpahan air tinggal dilap sudah kering
(-) lama kelamaan bisa retak-retak, apalagi kalau sering kena sorot cahaya matahari

Bahan kain :
(+) tidak beresiko retak-retak seperti bahan kulit
(-) kalau kena tumpahan air langsung terserap dan basah, bahkan meninggalkan noda

Selama masih mencari-cari info dan compare biaya, tiba-tiba ada kabar kalau bulan depan jadwal kebaktian adalah di rumah. DIER!!! Langsung panik ngeliat kulit kursi yang sudah semakin tak sedap dipandang apalagi diduduki, kalaupun segera dibawa ke tukang reparasi kursi belum tentu bisa selesai dalam waktu yang cepat. Tidaaaaaakkkkkk... apa yang harus aku lakukan????

Waktu aku masih bingung mikirin itu kursi harus diapain supaya gak malu-maluin pas kebaktian sambil ngamat-amati penampilannya, tiba-tiba keluar ide [THINK!] “kenapa gak bikin alas kayak selimut dengan warna yang matching aja?” Langsung aku ukur panjang, lebar dan tinggi dudukannya, trus corat-coret imajinasiku di kertas. Besoknya langsung kalkulasi bahan dan biaya. Begitu weekend tiba, langsung meluncur ke Pasar Atum Surabaya - beli bahan-bahan yang diperlukan. Sesampainya di rumah langsung potong kainnya sesuai ukuran+kampuh, trus dicuci (prewash). Tanpa disangka papaku langsung bisa menebak itu kain mau dibikin apa, karena waktu potongan kain itu kering papa hitung-hitung kok pas dengan ukuran kursinya, dalam project ini papaku ikut berperan serta menyetrika potongan kain *terima kasih papa... ^^*

Proses pembuatan taplak dudukan kursi ini sangat menguras waktu dan tenagaku karena ternyata menjahit model quilting dengan mesin jahit jadul yang dikayuh sangat melelahkan, setiap pulang kerja aku cuma bisa menyelesaikan quilting 1 dudukan, jadi total penyelesaian untuk quiltingnya aja 5 hari, sebelumnya jelujur memakan waktu 3 hari. Untungnya tahap selanjutnya lancar jaya, 1 hari langsung jadi semua, TOTAL 9 hari, pantesan ya mesin jahit yang khusus quilting itu mahal banget :D

Jangan ditanya lagi deh perasaanya gimana, yang jelas buangga plus senang karena budget ganti kulit kursi bisa dialihkan ke anggaran lain yang lebih penting hehehe

Tadinya aku mau bikin taplak meja dari sisa bahan, supaya kelihatannya satu set, tapi apalah daya, sampe sekarang malah belum kejahit, bahkan bahan alasnya udah mbulak alias warnanya pudar :(



Sekarang kursinya sudah tidak memalukan lagi dan lebih nyaman didudukin... Papa dan mamaku malah usul aku bikin lagi dengan corak kain yang berbeda buat ganti. Ganti kulit kursi dipending dulu deh, karena banyak yang lebih suka begini. Bagaimana menurut kalian?


Selamat ber-Kamis manis...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah bersedia membaca hingga akhir posting... ^^

FeedReader button